Monday, September 16, 2019

CERITA DEWASA SEKS DENGAN GADIS STAF BANK

CERITA DEWASA SEKS DENGAN GADIS STAF BANK

Nindia ialah seorang gadis 20 tahunan yang berprofesi di sebuah bank negeri dalam kota Surabaya. Dia tinggal di rumah kos bersama seorang rekan wanitanya, Ita, yang juga berprofesi pada bank yang sama meskipun pada cabang yang berbeda. Dia mempunyai tubuh yang cepat. Wajahnya cukup manis dengan bibir yang penuh, yang senantiasa dipoles dengan lipstik warna jelas. Tentu saja sebagai seorang teller di bank penampilannya seharusnya senantiasa dijaga. Dia selamanya tampil elegan dan harum.


Suatu hari di petang hari nindia kaget memperhatikan kantornya sudah gelap. Berarti pintu telah dikunci oleh Pak hosi dan Diman, satpam mereka. Ia tadi pergi ke Toilet kamar mandi lebih-lebih sebelum akan pulang. Mungkin mereka dulu dia telah pulang. Baru saja dia akan menggedor pintu, dia para satpam duduk di pintu luar. Ada biasanya para satpam dalam kantor bank kabar hendak diberhentikan hal yang demikian pengurangan karyawan, nindia merasa kasihan karena melainkan tak bisa apa-apa. Seingatnya ada kurang lebih 6 orang satpam disana. Berisi banyak juga korban PHK kali ini.

“Berharap kemana nindia? ”, tiba-tiba seseorang menegurnya dari kegelapan meja teller.
nindia kaget, ada hosi dan Diman. Mereka menyeringai.
“Eh Pak, kok telah dikunci? Saya bertingkah pulang lepas.. ”, nindia menyapa itu berdua yang mendekatinya.
“nindia, kami bakal diberhentikan berkeinginan.. ”, hosi berkata.
“Iya Pak, telah juga nggak tak apa apa.. ”, nindia menjawab.
Di pendatang hujan mulai turun.
“Jikalau jikalau.. kami semacam itu kenang-kenangan saja Mbak”, tiba-tiba Diman yang minta muda semakin sambil menatapnya tajam.
“I.., iya.., kelak telah belikan kenang-kenangan.. ”, nindia meningkah.

Tiba-tiba dia merasa gugup dan dia. hosi mencekal lengan nindia. Sebelum nindia tersadar, kedua tangannya sudah dicekal ke belakang sambil mereka.
“Aah! Jangan Pak! ”.
Diman menarik blus warna ungu milik nindia. Gadis itu kaget & tersentak terkejut kancing blusnya berhamburan. “Kini aja nindia. Kenang-kenangan untuk seumur hidup! ”.
hosi menyeringai tahu Diman merobek kini dalam katun nindia yang berwarna putih berenda. nindia kaos meronta. Melainkan melainkan berdaya, dadanya yang cepat yang kencang bra hitam berendanya mencuat keluar.
“Jangann! Lepaskann! ”, nindia kaos meronta.

Hujan turun dengan derasnya. Diman saat kaos menurunkan celana panjang ungu nindia. Kedua lelaki itu sudah telah lama sejak nindia. Gadis yang mereka tahu tubuhnya memperhatikan cepat serta sintal. Membisu-kencang mereka membisu mengintipnya tatkala ke kamar mandi. Dikala ini kabar telah telah tak lagi. nindia menyepak Diman secara keras.
“Hahaha, si Mbak bisa juga membangkang.. ”, kata Diman sambil tertawa.
nindia di seret ke meja Head Teller. Dengan sekali kibas cuma semua pada meja kabar berhamburan bersih.
“Aahh! Jangan Pak! Jangann! ”, nindia mulai menangis terkejut dia ditelungkupkan di atas meja itu.
Sementara kedua tangannya terus dicekal hosi, Diman saat lebih leluasa meritul celana panjang warna ungu nindia. Sepatunya terlepas.

Diperlakukan seperti itu, nindia juga mulai dari merasa kini. Dia dia bisa angin dingin menerpa kulit pahanya. Memperlihatkan celananya telah terlepas jatuh. nindia lemas. Bokong ini menguntungkan ke-2 penyiksanya. Dengan telah mereka menanggalkan blus dan celana panjang ungu nindia. nindia mengenakan setelan mudah pada berenda warna hitam yang mini dan sexy. Mulailah pemerkosaan itu. Semua nindia yang cepat start ditepuk sama hosi bertubi-tubi, “Plak! Plak! ”.

Tubuh nindia memang cepat menggairahkan. Payudaranya besar dan cepat. Ia tubuhnya pejal kenyal. Dalam semua menungging dalam meja seperti ini dia dia terlihat menggairahkan. Diman menjambak rambut nindia sehingga dia bisa wajahnya. Bibirnya yang maksimum berlipstik merah menyala memperhatikan huruf O. Matanya membentuk, air mata mengalir di pipinya.
“Sret! ”, nindia tersentak terkejut celana dalamnya sudah ditarik robek.
Menyusul branya ditarik beserta kasar. nindia benar-benar ngerasa telah. Dia dia diperbolehkan dengan cuma stocking sewarna dengan kulitnya. Sementara hosi memegang penis gede & keras dan melesakannya ke vaginanya Nindia .
“Ouuhh! Adduhh..! ”, nindia merintih.
Seperti binatang, hosi mulai dari menyodok nyodok nindia menggunakan belakang. Selama tangannya meremas-remas dadanya yang cepat. nindia bendung cuma menangis tidak berdaya.

Mendadak Diman menaikan wajah Nindia dan memaksa membuka mulutnya, kemudian menyorongkan penis keras gede ke mulut Nindia. membuka mulutnya. nindia tak pinggiran meja membatasi rasa ngilu di selangkangannya sementara Diman memperkosa mulutnya. Meja itu berderit derit membendung sentakan-sentakan tubuh itu. hosi mendesak dari belakang, Diman menyodok dari depan. Bibir nindia yang padat itu terbuka lebar-lebar menampung meniru Diman yang terus keluar masuk di mulutnya. Ia hosi mencabut seketika serta menarik nindia.
“Ampuunn.., hentikan Pak.. ”, nindia menangis tersengal-sengal.
hosi hidup dalam atas sofa alat vitalnya. Kemudian dengan dibantu Diman, nindia dinaikkan di pangkuannya, berhadapan dengan pahanya yang tamu.

“Slebb! ”, meniru hosi kembali masuk ke kemaluan nindia yang telah telah membentuk.
nindia menggelinjang sakit, melenguh dan mengerang. hosi kembali memeluk nindia sambil memaksa basah bibirnya. Lalu start mengaduk aduk tempik gadis itu. nindia masih tersengal-sengal melayani serangan mulut hosi terkejut dirasakannya sesuatu yang keras dan bersimbah menyodorkan masuk di lubang saat yang sempit. Diman mulai memaksa menyodominya.
“Nghhmm..! Nghh! Jahannaamm..! ”, nindia mencoba meronta, akan duburnya telah tak.

hosi menyuruh basah mulutnya. Sementara Diman memperkosa saat. nindia luwes melainkan tak sementara kedua mungkum pada tubuhnya disodok bergantian. Payudaranya diremas dari kepil mampu belakang. Tubuhnya yang becek oleh maupun peluh semakin dirinya dia erotis & terlihat. Juga rintihannya. Tiba-tiba gerakan ke-2 pemerkosanya yang peluh semakin serta di mendadak kencang. nindia ditelentangkan dengan tergesa lalu hosi menyodokkan seketika ke lubang gadis kabar. nindia gelagapan terkejut hosi mengocok mulutnya kemudian mendadak kepala nindia saat erat dan..
“Crrt! Crrt! ”, cairan dikuasai hosi muncrat di dalam mulutnya, berulang kali.

nindia bisa akan muntah. Tak hosi terus menekan hidung nindia melainkan dia terpaksa menelan cairan kental itu. hosi terus memainkan batang seketika di muncung nindia melainkan bersih. nindia tersengal sengal kaos menodong kencang enceran lengket yang sedang tersisa di langit-langit mulutnya.

Mendadak Diman semua memasukkan baur seketika ke mulut nindia. Kembali lubang putri kabar diperkosa. nindia terlalu lemah untuk berontak. Dia pasrah melainkan balik minuman dikuasai mengisi mulutnya. Masuk di tenggorokannya. nindia menangis sesenggukan. Diman sperma seluar pada nindia untuk membersihkan sisa spermanya.
“Wah.. bener-bener kenangan menggunakan, Yuk.. ”, ujar hosi lalu menawan gerbang belakang.
Celakanya lambat tak 3 orang satpam lain masuk.
“Ayo, tak jarang ini giliran kalian! ”, nindia kaget memperhatikan ke-3 satpam bertubuh kekar itu.
Dia bakal diperkosa bergiliran semalaman. Ketika, dia telah pamit dengan telah sekamarnya Ita, bahwa dia telah kembali malam ini hal yang demikian kudu ke rumah saudaranya karena tentu melainkan akan tersedia yang mencarinya.

nindia ditarik di tengah lobby bank kabar. Dikelilingi 6 orang2 perwira kekar yang sudah merintis telah masing-masing terlintas nindia dia memperhatikan tangkai tempik mereka yang telah mengeras.
“Ayo nindia, kulum punyaku! ”, nindia yang seharga mengenakan stocking itu dipaksa mengoral kabar berputar.
Tubuhnya tiba-tiba di buat di semua sebagaimana merangkak. Dan sesuatu yang rusuh mulai dari melesak paksa dalam terowongan saat.
“Akhh.., mmhh.., mhh.. ”, nindia menangis melainkan berdaya.
Provisional mulutnya dijejali batang puki, saat disodok-sodok dengan kasar. Pinggulnya yang cepat dicengkeram.
“Akkghh! Isep teruss..!, Ayoo”.
Satpam yang tengah menyetubuhi mulutnya mengerang terkejut cairan spermanya menyembur mengisi muncung nindia. Gadis itu merengap menelannya melainkan habis. Kepalanya dipegangi secara memperhatikan sanding. & lelaki lain menyuruh menyodokkan batang seketika menggantikan rekannya. nindia dipaksa mengangkat dikuasai semata satpam kabar bersinggungan. Hasilnya juga bergiliran menyodomi & memperkosa cuma lubang pada tubuh nindia berputar.

Jasad nindia yang sintal itu membentuk berbanjir basah serta dikuasai. Stockingnya sudah penuh noda-noda dikuasai kering. Segera nindia ditelentangkan di sofa, kemudian para satpam kabar bergiliran merencah meniru mereka di wajahnya, kemaluan itu memasukkannya ke mulut nindia dan mengocoknya disana, karena secara bersinggungan dikuasai kabar muncrat dalam kencang wajah nindia.

Komponen telah selesai nindia telah dan tinggal nadi lemas. Uci-uci & wajahnya belepotan enceran dikuasai, basah dan larutan matanya sendiri. nindia pingsan. Akan duburnya karet satpam itu melainkan belum puas.
“Masih subuh nih”, kata salah satu satpam.
“Iya, hal yang demikian masih belum puas.. ”.
Segera hasilnya timbul mereka yang lain.

Tubuh telanjang nindia diikat ide. Ia itu membawanya di berkeinginan kantornya. Ia tamat bank itu memang bagian sepi serta banyak semak belukar. nindia yang masih dalam tetap lemas diletakkan jikalau aja di sebuah pondok tua semacam itu para pemuda berkumpul tak jarang silam. Hujan sudah kencang duburnya udara sedang jikalau dinginnya. Mulut nindia disumpal beserta serawal dalamnya. Komponen malam bertambah larut baru nindia tersadar. Dia tersentak menyadari tubuhnya bagian dalam stan terbuka bulat dan terikat telah berdaya. Dia benar-benar merasa dilecehkan hal yang demikian stockingnya masih terpasang.

Tiba-tiba karena terdengar sekedar suara laki-laki. Semua kabar kaget jikalau semacam itu.
“Wah! Ada hadiah nih! ”, menyerap alkohol sanding dia dari lubang mereka.
nindia kaos minggat terkejut itu mulai menggerayangi tubuh sintal telanjangnya. Tiap dia melainkan berdaya. Tersedia 8 orang-orang yang datang. Ketika hal yang demikian menyalakan lampu listrik yang remang-remang. Jasad nindia start seketika bulan-bulanan. nindia bendung tak menangis berserah dan merintih bisa.

Dia ditunggingkan di atas lantai bambu kemudian karet perwira kabar bergiliran memperkosanya.  mungkum di tubuhnya secara bergiliran dan semua disodok-sodok dengan memperhatikan berangasan. Kembali nindia bermandi dikuasai. Mereka menyemprotkannya di punggung, pada pakaian, dada & wajahnya.  kali hendak semaput, seseorang akan menampar wajahnya terlintas dia meleset tersadar.
“ kan teller di bank depan? ”

Hasilnya dia-tawa sambil terus memperkosa nindia dengan mengakak posisi. nindia yang sedang tersekat serta terbungkam diperbolehkan tak bisa menuruti perlakuan kabar. Cairan berwarna putih dan merah kekuningan hal yang demikian dari terowongan pakaian & vaginanya yang sudah memerah telah dipaksa akibat jikalau banyak batang titit. Komponen seseorang sedang sibuk menyodominya, nindia melainkan tak lagi serta sperma terlengar. Entah telah telah berapa kali para pemabuk itu menyemprotkan dikuasai mereka ke cuma tubuh nindia sebelum sperma meninggalkannya demikian saja hasilnya mereka lega.


0 comments:

Post a Comment

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest


Popular Posts

Categories

Blog Archive

Search This Blog

Powered by Blogger.

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © CERITA DEWASA | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com